Penyalahgunaan Obat Batuk Dextromethorpan
Dextromethorpan adalah obat untuk menekan atau mengurangi
frekuensi batuk, yang bekerja dengan menurunkan aktivitas dari bagian otak yang
mengatur refleks batuk. Dextromethorpan biasanya digunakan untuk mengobati
batuk yang disebabkan karena flu, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk
mengobati batuk yang disebabkan karena merokok, asma, atau emfisema.
Dextromethorpan tersedia dipasaran dalam berbagai bentuk seperti sirup, tablet,
spray, lozenges juga terdapat dalam obat dlu yang biasanya di kombinasikan
dengan klorfeniramin maleat.
Dextromethorpan dapat diabsorpsi dengan baik melalui saluran
cerna, waktu yang diperlukan sejak dikonsumsi sampai menimbulkan efek dari
Dextromethorpan adalah sekitar 15 – 30 menit setelah pemberian oral. Durasi
dari obat ini sekitar 3 – 6 jam.
Kontra indikasi dari obat ini adalah bagi penderita
hipertensi dan pasien yang menerima terapi penghambat MAO ( Monoamine oksidase
).
Dosis dan cara
pemakaian yang baik :
Dewasa dan anak >12 tahun :
10 mg – 20 mg per 4 jam
Tidak melebihi 120 mg per hari.
Anak 6 tahun s/d 12 tahun :
7, 5 mg per 4 jam
Dextromethorpan sering disalahgunakan karena dapat
menyebabkan euforia dan rasa tenang ( seperti halnya psikotropika ) ketika
digunakan dalam dosis besar. Dextromethorpan memiliki efek halusinogen. Dan
obat ini juga dapat dibeli secara bebas sehingga dianggap obat yang aman.
Penyalahgunaan Dextromethorpan biasanya adalah karena efek
sampingnya yang dapat menimbulkan halusinasi atau euphoria.
Beberapa alasan penyalahgunaan Dextromethorpann adalah :
1. Mudah didapat!
Dextromethorpan mudah didapat secara bebas
baik diapotek maupun di warung – warung. Biasanya dextromethorpan berbentuk
tablet yang sering disalahgunakan karena dalam bentuk tablet dapat diperoleh
dosis yang lebih tinggi dibandinkan bentuk sediaan yang lain.
2. Harga yang relatif murah.
Harga eceran tertinggi Dextromethorpan HBr
tablet 15mg dengan kemasan kotak isi 10 x 10 tablet adalah Rp. 14.850,- dan harga eceran tertinggi kemasan botol
dengan isi 1000 tablet adalah Rp. 53.406,-
, jadi rata – rata harga eceran tertinggi per tablet adalah Rp. 50,-
hinga Rp. 150,- per tabletnya.
3. Persepsi yang salah.
Karena masih bersatus obat bebas masyarakat
merasa aman mengkonsumsi, karena dapat dibeli bebas sebagai obat batuk,
sehingga banyak orang beranggapan bahwa penyalahgunaan Dextromethorpan lebih
aman dibandingkan dengan obat golongan narkotika atau psikotropika yang
regulasinya lebih ketat.
Efek samping
- Penggunaan dalam dosis lazim. Pada penggunaan dengan dosis lazim efek samping yang pernah muncul seperti mengantuk, pusing, nausea ( mual ), gangguan pencernaan, kesulitan dalam berkonsentrasi dan rasa kering pada mulut dan tenggorokan .
- Penggunaan dalam dosis berlebihan. Pada kasus penyalahgunaan, dosis yang digunakan biasanya 5 – 10 kali dari dosis lazim, efek samping yang muncul menyerupai efek samping pada pengguna Ketamin atau PCP seperti : kebingungan, keadaan seperti mimpi, rasa kehilangan identitas pribadi, gangguan bicara dan pergerakan, disorientasi, pingsan, dan mengantuk.
Toksisitas Dextromethorpan akut dapat terjadi
pada kasus penyalahgunaan Dextromethorpan meskipun jarang dilaporkan. Umumnya
toksisitas terjadi apabila kadar Dextromethorpan dalam serum darah lebih besar
dari 50 – 100 mg/dl. Toksisitas akut dapat dihubungkan dengan terjadinya
depresi saraf pusat, hipotensi ( tekanan darah rendah), dan takikardi (
Kenaikan kecepatan denyut jantung ).
Konsumsi Dextromethorpan dalam jangka panjang menyebabkna toksisitas
kronis yang mengakibatkan sindrom “Bromism” yang ditandai dengan adanya
perubahan perilaku, iritabilitas dan letargi. Tidak ada obat atau senyawa yang
dapat menangani atau mengurangi efek keracunan Dextromethorpan.
Efek samping Dextromethorpan juga dapat di perparah dengan
adanya konsumsi alkohol, selain itu beberapa stimulansia seperti pil diet dan
kafein yang digunakan bersamaan dengan Dextromethorpan dapat menimbulkan efek
samping yang tidak diinginkan.
Terapi yang biasanya
dilakukan adalah metode hidrasi dengan pemberian larutan salin untuk
mempercepat ekskresi ( pengeluaran zat atau senyawa oleh tubuh ) melalui urin.
Pada kasus keracunan dextromethorpan yang parah digunakan metode hemodialisis (
cuci darah).
Karena efek samping yang berbahaya, saat ini pemerintah
telah menarik peredaran Dextromethorpan dalam bentuk tunggal. Dextromethorpan
yang masih boleh dipergunakan adalah Dextromethorpan yang bentuk sediaan
kombinasi. Meskipun demikian tetap diperlukan kewaspadaan dan kehati- hatian
terhadap penggunaan obat. Simpanlah obat ditempat yang aman dan jauh dari
jangkauan anak – anak. Selain itu juga diperlukan pengetahuan dan peranan
tenaga kesehatan untuk memberikan
pengarah yang benar tentang pengunaan obat kepada masyarakat agar
penyalahgunaan obat ini dapat di perkecil.
NB : Beberapa obat - obatan yang mengandung Dextromethorpan :
- Actifed Plus Cough Suppressant
- Alco / Alco Plus / Alco Plyus DMP
- Alpara
- Anadex
- Antiza
- Bantif Child
- Benacol DTM
- Codecon
- Colfin
- Cough En Plus
- Decolsin
- Dexmolex
- Dextral / Dextral Forte
- Farapon
- Fludane / Fludane Forte / Fludane Plus
- Fludexin
- Flurin DMP
- Flu Stop
- Flutamol / Flutamol - P
- Halmezin
- Ikadryl DMP
- Lacoldin
- Lapifed DM
- Lapisiv
- Lodecon / Lodecon Forte
- Mersidryl
- Mixadin
- Mixaflu
- Mucotussan
- Panadol Cold & Flu
- Poncodryl DMP
- Poncolin D
- Pro-INZ
- Promedex
- Pyridryl / Pyridryl Plus
- Recomint
- Romilar / Romilar Expectorant
- Sanadryl / Sanadryl DMP
- Sanaflu Plus Batuk
- Tilomix
- Triaminic Batuk
- Tussigon
- Tuzalos
- Valved DM
- Woods Peppermint Antitussive Syrup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar